Founder Cau Chocolates Sebut Hasil Kakao di Indonesia Belum Bisa Bersaing di Pasar Global

Sabtu, 15 Juni 2024 21:45 WITA

Card image

kuliah umum, yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP Unwar) di Denpasar pada Sabtu (15/6/2024).

Males Baca?

DENPASAR -  Founder Cau Chocolates Bali, Dr. Ir. I Wayan Alit Artha Wiguna, M.Si menyebut, terdapat beberapa masalah dalam budidaya kakao, salah satunya adalah sumber Daya Manusia (SDM) dari pengelola Perkebunan kakao.

Menurutnya, keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu penyebab belum optimalnya produktivitas kakao di Bali, permasalahan yang sama juga terjadi di seluruh Indonesia, sehingga produktivitas kakao Indonesia belum mampu bersaing di pasar global. 

“Mereka memiliki berbagai keterbatasan, terutama dari pengetahuan dan skil,” kata Alit Wiguna, saat menjadi narasumber dalam kuliah umum, yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP Unwar) di Denpasar pada Sabtu (15/6/2024).

Alit Wiguna yang juga Penyuluh Pertanian Utama BPSIP Bali itu menyampaikan, selain keterbatasan SDM, faktor yang mempengaruhi produktivitas kakao yaitu, karena petani melakukan aktivitas pertanian pada tanah kurang baik.

"Intinya tanah kondisi lelah. Kondisi ini diperparah dengan keterbatasan penggunaan pupuk," sambungnya.

Alit Wiguna mengungkapkan berdasarkan data Indonesia Investments dimana 90% produksi kakao di Indonesia berasal dari petani dengan keterbatasan finansial dan peralatan, kondisi ini turut berperan dalam penurunan produksi.

Alit menambahkan terdapat beberapa prinsip budidaya kakau yang mesti dilakukan, agar mampu berproduksi secara optimal.

"Salah satunya pemenuhan nutrsi atau keseimbangan nutrisi, tanaman juga memerlukan sinar yang cukup, kemudian pengendalian hama penyakit juga perlu dilakukan secara baik dan selaras dengan alam," tegasnya.

Sementara itu, Ketua Program Studi (Kaprodi) Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa, Dr. Ir. Gusti Bagus Udayana, M.Si menyampaikan, perubahan iklim turut mempengaruhi dan menjadi penyebab dari penurunan produktivitas kakao.

Menurutnya, selain perubahan iklim, penurunan produkvitas sangat dipengaruhi juga oleh serangan hama. “Fenomena ini menyebabkan coklat kita belum mampu bersaing di pasar global, menghadapi permasalahan seperti ini maka perlu dilakukan inovasi dalam budidaya kakao di tingkat petani,” papar Udayana. 

Udayana mengakui permasalahan petani kakao berikutnya adalah pemasaran produk, dimana petani menghadapi akses pasar yang terbatas, sehingga petani pada sisi lain dihadapkan pada harga yang fluktuatif, seperti rendahnya harga pada masa panen.

Editor: Dewa


Komentar

Berita Lainnya