Pemerintah Tetapkan Harga Gabah Rp6.500 per Kilogram
Sabtu, 01 Maret 2025 13:16 WITA

Suasana panen padi perdana dan penyerapan gabah petani di Subak Umase, Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal, pada Jumat (28/2/2025). (Foto: Ran/MCW)
Males Baca?BADUNG - Pemerintah menetapkan harga batas bawah gabah Rp6.500 per kilogram. Hal ini sebagai bentuk dukungan untuk mewujudkan kesejahteraan petani.
Vice President PT Agro Industri Nasional (Agrinas) Pangan Nusantara pusat Mayor Jend (Purn) Yos Trioso mengatakan bahwa penetapanharga gabah juga dilakukan agar para petani tidak mudah dipermainkan oleh tengkulak.
"Presiden berkeinginan petani harus sejahtera. Untuk kesejahteraan petani itu salah satu langkah yang diambil pemerintah adalah menetapkan harga gabah Rp 6.500 per kilogram," kata Yos di Badung, Jumat (28/2/2025).
Ia menceritakan, tengkulak maksimal membeli gabah sebesar Rp4.100 dari petani. Tak hanya itu, Yos mengklaim ada permainan harga gabah yang tentu merugikan petani.
"Bapak dan ibu yang bekerja sebagai petani adalah unsur yang ada di dalam ekosistem pertanian. Bukan mesin produksi untuk menghasilkan pangan. Oleh karna itu, kita pertahankan luasan lahan dan volume hasil pertanian," ucap dia lagi.
Yos menambahkan, penetapan harga standar ini juga dalam rangka mewujudkan program kemandirian sampai dengan swasembada pangan Presiden RI Prabowo Subianto. Terlebih, pemerintah telah menargetkan Indonesia swasembada pangan dalam tiga tahun ke depan.
Prabowo, kata Yos, juga berharap agar setiap provinsi di Indonesia mandiri pangan. Oleh karena itu, ia meminta, program Lahan Sawah Dilindungi (LSD) di Bali harus dipertahankan. Nantinya, program ini akan bekerja sama dengan Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP).
Saat ini, pemerintah tengah berusaha agar tidak impor kebutuhan pokok seperti beras, jagung, sapi, susu, bawang putih, dan lainnya.
"Untuk mengurangi ketergantungan impor, Indonesia perlu melakukan perubahan sistem pertanian dengan pendekatan berbasis industri. Oleh karena itu, Agrinas berencana menggantikan sistem kelompok tani konvensional dengan Brigade Pangan, yaitu unit produksi yang lebih efisien dan memiliki akses langsung ke perbankan. Langkah ini bertujuan agar petani tidak hanya bergantung pada bantuan pemerintah, tetapi mampu membangun kemandirian ekonomi melalui sistem pertanian modern," lanjut dia.
Terdekat, pemerintah sudah menyediakan lahan seluas 1,1 juta hektare sawah di Merauke yang akan digunakan sebagai cadangan lumbung pangan nasional.
"Kalau Bali belum mandiri pangan berarti beras dari Merauke ke Bali. Kalau Bali mandiri, maka beras di Merauke untuk dunia. Petani jangan panik dan takut gabahnya pasti kita beli," tegas Yos.
Di sisi lain, Kapendam IX/Udayana, Kolonel Inf Agung Udayana mengatakan bahwa TNI khususnya Kodam IX/Udayana berkomitmen mendukung program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.
Reporter: Ran
Berita Lainnya

Kasus Korupsi Proyek Aerosport Mimika, Kejati Papua Sita Rp300 Juta

Perjuangan DAMAI Berakhir di MK, Serukan Persatuan untuk Membangun Teluk Bintuni

JMSI Rayakan HUT ke-5 di Banjarmasin, Luncurkan Program Literasi ‘JMSI Goes To School’

Periksa Mantan Dirut Telkom Alex J Sinaga, KPK Dalami Dugaan Proyek Fiktif

KPK Ulik Peran PT Telkom di Kasus Digitalisasi SPBU Pertamina

Paslon DAMAI Optimistis Gugatan PHPU Pilkada Teluk Bintuni Lolos ke Sidang Pembuktian MK

KPK Geledah Kantor Dinas PUPR Mempawah Kalbar

KPK Sita Pajero Hingga XMax dari Rumah Tersangka Korupsi Bank BJB

KPK Selisik Keterlibatan Ridwan Kamil di Kasus Dana Iklan saat Jabat Komisaris BJB

Transaksi Korupsi di Indonesia Sepanjang 2024 Tembus Rp984 Triliun

KPK Geledah Kantor Dinas Perkim Lampung Tengah, Terkait Kasus Apa?

Jaksa Hadirkan Dua Saksi di Sidang Hasto Kristiyanto Hari Ini

Komentar