Perayaan Pekan Imunisasi Dunia Di Papua Digelar Daring
Senin, 27 Mei 2024 06:14 WITA
Perayaan PID Daring di Dinkes Provinsi Papua
Males Baca?
MCWNEWS.COM, JAYAPURA - Pekan Imunisasi Dunia (PID) dirayakan setiap tahun pada minggu terakhir di bulan April yakni pada hari Jumat (30/4), termasuk di jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Papua.
Rangkaian perayaan PID di Papua dimulai sejak 24 April dan akan rampung pada 30 Mei 2021 mendatang.
Yasman, penanggungjawab program imunisasi Dinkes Provinsi Papua sesaat setalah perayaan PID di Dinkes Papua Jumat (30/4) pagi, menyebutkan jika dalam perayaan tersebut dilakukan pemberian penghargaan kepada para petugas imunisasi di Papua yang telah berupaya keras mewujudkan Papua sehat hingga ke pelosok.
"Kami apresiasi yang tinggi petugas-petugas kami yang telah berusaha keras untuk sukses program imunisasi di Papua. Yang kami lakukan saat ini adalah merangsang kreativitas petugas imunisasi kita dilapangan. Ada vidio petugas yang kita putarkan. Jadi hari ini kita rayakan PID dengan zoom dan dihadiri perwakilan dari 29 Kabupaten Kota di Papua," kata Yasman.
Pihaknya juga memberikan wejangan kepada seluruh petugas imunisasi, agar melengkapi diri dengan prokes Covid-19 saat melakukan pelayanan. Anak-anak Papua harus sehat dan terbebas dari semua virus yang bisa menghambat pertumbuhannya.
"Kepada pejuang imunisasi dimasa Pandemi Covid-19, saya sampaikan vaksinasi kita lakukan, utamakan protokol kesehatan. Kita lindungi bayi dari virus-virus yang bisa menganggu kesehatan dan pertumbuhannya , virus ini sudah ada vaksinnya dan sudah banyak bukti dan dampak positifnya. Imunisasi juara, Imunisasi Papua Bisa,"pungkas Yasman.
Imunisasi telah menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun dan diakui sebagai pencegahan yang sangat efektif serta terjangkau secara biaya. Antara tahun 1990 dan 2015, angka kematian anak di Indonesia dan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara turun sebesar 64%.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini masih terdapat sekitar 20 juta anak di seluruh dunia yang tidak mendapatkan imunisasi dan yang mendapatkan imunisasi tidak lengkap. Akibatnya, beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian, dan seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi, kembali muncul di negara maju dan berkembang. Penyakit itu termasuk campak, pertusis, difteri, dan polio.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengadopsi dan melaksanakan program imunisasi rutin versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 1977 dan kini imunisasi bersifat wajib untuk semua anak di Indonesia.
Namun demikian, jumlah anak yang tidak diimunisasi—sama sekali atau hanya sebagian—tetap tinggi dan terdapat ketimpangan mendalam baik secara geografis maupun status sosial ekonomi. Akibatnya, angka anak Indonesia yang tidak menerima imunisasi adalah keempat tertinggi di dunia. Setiap tahun, penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi menyebabkan 1,5 juta anak mengalami kematian yang tidak perlu terjadi. Menurut data pemerintah, proporsi anak satu tahun yang menerima imunisasi lengkap telah naik dalam tahun-tahun terakhir, yaitu dari 59 persen pada 2007 ke 65 persen pada tahun 2017.
Sejak Indonesia melaporkan kasus COVID-19 pertama pada bulan Maret 2020, cakupan imunisasi rutin dalam rangka pencegahan penyakit anak seperti campak, rubella, dan difteri semakin menurun bahkan mencapai hingga 35%. Situasi ini menghadapkan kita termasuk seluruh masyarakat Papua kepada ancaman wabah yang mungkin akan sulit dikendalikan.
(dy)
Komentar