Sae Tanju: Bali Masih Miliki Masalah Stunting!
Jumat, 21 Juni 2024 23:58 WITA

Ketua Pergerakan Sanatana Dharma (Persadha) Nusantara Provinsi Bali, Ketut Sae Tanju (kiri)
Males Baca?DENPASAR - Ketua Pergerakan Sanatana Dharma (Persadha) Nusantara Provinsi Bali, Ketut Sae Tanju mengatakan Bali memiliki masalah Stunting, hal tersebut lantaran angka stunting di Bali masih mencapai angka 8%.
Lebih lanjut, Sae Tanju menyampaikan pentingnya kesadaran terhadap bahaya Stunting, sehingga harus menjaga diri agar tidak adanya keturunan yang bermasalah.
"Kita punya kewajiban untuk berkontribusi menekan angka stunting di Bali khususnya, Indonesia pada umumnya, dengan menyasar Ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan calon ibu mahasiswi dari berbagai kampus yang kali ini sebagai peserta," Jelasnya saat ditemui di Acara Seminar Nasional 'Stunting' berkolaborasi dan bersenergi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bali di auditorium rektorat Kampus Universitas Hindu Indonesia, Jumat (21/6/2024).
Menurutnya, ketika anak yang sehat akan menjadi generasi yang melahirkan Pemimpin-pemimpin hebat di Bali, secara umum di Indonesia melahirkan anak yang tangguh dan cerdas.
"Masih ada angka yang tampil dalam Stunting di Bali, harapannya tentu di Bali harus 0%, dengan Perolehan Anggaran Daerah (PAD) tertinggi di Indonesia dengan pariwisata nya jangan sampai kita terlalu bereuforia dengan pembangunan pariwisata, perolehan pariwisata tetapi dibalik itu tumbuh orang-orang miskin juga orang-orang stunting di negeri tercinta ini," tutupnya.
Semetara itu, Koordinator Staf Kusus Presiden RI, Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana menyebut persoalan Stunting yang ada di Bali merupakan daerah yang tingkat stunting terendah yakni 8%.
"Hal yang menjadi fondasi alam dan pariwisata serta budaya terkendali ialah peningkatan sumber daya manusia, sebab manusia yang unggul merupakan investasi manusia Bali, kita harus memperhatikan manusia nya," ungkapnya
Ari Dwipayana menegaskan, data 8% ini masih besar, hal tersebut lantaran Bali mempunyai konsep Manusia Yadnya, sehingga harus menggunakan pemikiran yang luas.
"Kita lihat rumah orang yang terindikasi Stunting, kondisinya seperti apa, kalau tidak layak dihuni bagaimana menjaga kesehatan diri serta keturunannya, Pimpin Bali harus melihat realita itu baru jadi menjadi data, jangan sampai hanya pakai nama, KTP atau sebagainya baru bisa dapat bantuan," tegas Ari Dwipayana.
Untuk diketahui, kegiatan seminar ini dihadiri oleh Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Menteri PPPA Dra Dewa Ayu Laksmi, Ketua Jurusan Gizi Poltikes Denpasar I Putu Suiraoka, Kepala BKKBN Provinsi Bali Sarles Brabar.
Reporter: Dewa
Berita Lainnya

Kasus Korupsi Proyek Aerosport Mimika, Kejati Papua Sita Rp300 Juta

Periksa Mantan Dirut Telkom Alex J Sinaga, KPK Dalami Dugaan Proyek Fiktif

YLBH Sisar Matiti Soroti Tranparansi Dana PI di Teluk Bintuni

Pemprov Bali Kucurkan Rp400 Miliar untuk Perbaikan Jalan

KPK Tetapkan 8 Tersangka Kasus Pengurusan TKA di Kemnaker

KPK Sita Dokumen dari Tangan Pejabat Anak Usaha PT Telkom

KPK Geledah Kantor Kemnaker, Terkait Kasus Apa?

KPK Periksa Vice President Keuangan PT ASDP, Ini yang Didalami

KPK Terbitkan Surat Edaran Pemberantasan Korupsi di BUMN dan Danantara

PT ASDP Buka Suara soal Dua Pejabatnya Diperiksa KPK

Komentar