Indramayu Mengalami Kekeringan, Pasokan Air Irigasi Harus Bergiliran

Senin, 14 Agustus 2023 12:00 WITA

Card image

Direktur Irigasi Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Rahmanto beserta rombongan, Jumat (11/8/2023). (Foto: Dok.Kementan)

Males Baca?

INDRAMAYU –  Kabupaten Indramayu yang dikenal sebagai lumbung pangan nasional mengalami ancaman pada lahan pertaniannya.  Sejumlah sawah mengalami kekeringan menyusul pasokan air irigasi yang menurun, sehingga menyebabkan petani kesulitan mengelola tanaman padi.

Bahkan, sejumlah lahan yang sudah siap untuk ditanami tidak kebagian air dan sengaja ditinggalkan oleh petani. Kondisi ini tak lepas dari dampak El Nino yang tengah melanda berbagai wilayah Indonesia belakangan ini. 

Menanggapi kondisi ini Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan sudah berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait serta dengan petani. Salah satu solusi adalah dengan optimalisasi pasokan air yang ada untuk membantu pertumbuhan padi. 

Antisipasi agar tanaman tidak mengalami puso pun dilakukan secara optimal. "Nanti kita kawal agar PJT (Perum Jasa Tirta) II bisa menambah pasokan air irigasinya dan para petani lebih hemat dalam menggunakan irigasi supaya kondisi debit air yang sedikit ini bisa mencukupi agar tanaman tidak ada yang mengalami puso,” kata Direktur Irigasi Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Rahmanto, Jumat (11/8/2023). 

Mekanisme pasokan air irigasi juga dilakukan secara merata. “Harapan kita untuk mengawal pembagian air secara giliran supaya nanti ditaati. Prinsipnya adalah petani harus taat terhadap jadwal giliran air yang telah ditentukan oleh PJT II," terang Rahmanto.

Rahmanto menambahkan, pihaknya siap membantu menyediakan infrastruktur yang diperlukan bagi daerah-daerah terdampak kekeringan dengan menyediakan paket bantuan kepada petani.

“Pertama adalah pompanisasi dan pipanisasi. Bantuan tersebut digunakan untuk menarik air dari sumber-sumber yang ada, baik dari sungai, air tanah maupun mata air,” ujarnya.

Dia juga menyebut, petani serta Dinas Pertanian setempat harus bersinergi mengantisipasi kekeringan ini. Salah satu upayanya adalah pengawalan gilir giring, penanganan illegal pumping, dan sosialisasi dalam mematuhi jadwal tanam.

Intinya, jika daerah-daerah yang terancam kekeringan memiliki sumber air, maka akan dibantu dengan pompa dan pipa.


Halaman :

Komentar

Berita Lainnya




Bendesa Berawa Segera Disidangkan