Elemen Teluk Bintuni Sepakat Jaga Situasi Kondusif dan Kerukunan Masyarakat

Senin, 27 Mei 2024 01:26 WITA

Card image

Dandim, Kapolres, Ketua LMA 7 Suku dan Tokoh Flobamora Diskusi Soal Isu di NTT, Rabu (6/12/2023). (Foto: Haiser/MCW)

Males Baca?

BINTUNI – Menyikapi isu tindakan anarkis di Kota Studi Flores, NTT, aparat dan tokoh masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat menggelar pertemuan di Kantor Lembaga Masyarakat Adat 7 Suku (LMA 7 Suku), Rabu (6/12/2023).

Pertemuan dipimpin oleh Ketua LMA Teluk Bintuni Marthen Wersin, dan dihadiri oleh Dandim 1806 Teluk Bintuni, Kapolres Teluk Bintuni, Kesbangpol Teluk Bintuni, Ketua Flobamora Kabupaten Teluk Bintuni Loysius Ado serta sejumlah tokoh masyarakat, pejabat keamanan, dan anggota Polres Teluk Bintuni.

Dari pertemuan tersebut Kapolres Kabupaten Teluk Bintuni AKBP Choiruddin mengimbau masyarakat adat 7 suku untuk tidak mudah terprovokasi menghadapi situasi di NTT. "Kita di sini melakukan diskusi agar kita tidak mudah terprovokasi, apalagi menjelang Pemilu 2024," ungkap Kapolres.

Letkol Arh Patrick Arya Bima SIP selaku Dandim 1806/TB juga menyampaikan ajakan untuk menjaga keamanan dan ketertiban. "Mari sama-sama menjaga keamanan agar kejadian di NTT tidak terulang di wilayah kita ini, Kabupaten Teluk Bintuni," kata Letkol Arh Patrick.

Marten Wersin, Ketua LMA 7 Suku Teluk Bintuni, menekankan pentingnya lembaga adat dalam menjaga ketertiban. "Lembaga Adat 7 Suku ini sangat kuat dalam membantu TNI-Polri dalam menjalankan ketertiban masyarakat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni," tambahnya.

Kepala Suku NTT, Loysius Ado pun meminta maaf atas tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab. "Kami mewakili keluarga besar NTT di Kabupaten Teluk Bintuni meminta maaf atas peristiwa tersebut," ungkapnya.

Sebagai penutup, Kepala Kesbangpol Teluk Bintuni Renhard C. Managasi mengapresiasi langkah Ketua LMA 7 Suku dalam mengadakan diskusi. "Kita perlu menjaga situasi keamanan di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni agar tidak terjadi konflik antarsuku," kata Renhard.

Pertemuan ini diharapkan dapat membangun kesadaran kolektif untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni, menghindari provokasi, serta memastikan hubungan antarsuku tetap terjalin dengan baik.

Reporter: Haiser


Komentar

Berita Lainnya