Kementerian PUPR Selesaikan 42 Bendungan pada 2015-2023

Minggu, 26 Mei 2024 20:26 WITA

Card image

Bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara yang baru saja diresmikan Presiden Jokowi pada 23 Februari 2024 lalu.

Males Baca?

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan penyelesaian 61 bendungan pada 2015-2024 di berbagai wilayah Indonesia dalam rangka membangun ketahanan pangan dan ketahanan air nasional. Bendungan multifungsi yang dibangun bertujuan sebagai sumber air irigasi, air baku, energi listrik terbarukan, pengendalian banjir, konservasi air, dan pengembangan pariwisata.

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan, sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja, mengatakan sampai saat ini kami sudah tuntaskan 42 dari target 61 bendungan. Pada tahun 2023 saja telah diselesaikan 6 bendungan, yakni Bendungan Cipanas (Jabar), Sepaku Semoi (Kalimantan Timur), Tiu Suntuk (NTB), Karian (Banten), Ameroro (Sulawesi Tenggara), dan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara yang baru saja diresmikan Presiden Jokowi pada 23 Februari 2024 lalu.

"Saat ini kita sedang upayakan sekuat tenaga untuk menyesaikan sisa 19 bendungan hingga akhir tahun 2024 atau selambat-lambatnya di awal 2025," kata Jubir Endra, Rabu (28/2/2024).

Dengan penyelesaian 42 bendungan tersebut, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Adenan Rasyid mengatakan, dapat mengairi sawah seluas 283.203 ha atau 4 kali luas wilayah Jakarta. Adapun produktivitas lahan untuk padi meningkat menjadi 4-5 juta ton per tahun dan menyediakan tambahan air baku sebesar 35,6 m3 per detik yang dapat memenuhi kebutuhan bagi 10 juta jiwa penduduk.

Adenan mengatakan, untuk mendukung peningkatan produktivitas tanaman pangan, Pemerintah melakukan 2 (dua) strategi utama yakni meningkatkan konversi padi ke beras dan meningkatkan indeks pertanaman. 

"Dengan penyelesaian 61 bendungan sampai dengan tahun 2024, akan meningkatkan indeks pertanaman dari 125% menjadi 209%. Layanan air irigasi akan meningkat dari 229 bendungan eksisting sebesar 10,6% (761 ribu ha) pada tahun 2015 menjadi 18,11%* (1,2 juta ha sawah irigasi) pada tahun 2024" kata Adenan. 

Selain untuk ketahanan air dan pangan, Adenan mengatakan bahwa tambahan 61 bendungan yang selesai juga berpotensi untuk membangkitkan tenaga listrik (PLTA) pada 43 bendungan dengan total kapasitas 255,2 MW, antara lain Bendungan Way Sekampung (5,40 MW); Jatigede (110 MW) dan Leuwikeris (20 MW)" tutup Adenan. 

Editor: Ady


Komentar

Berita Lainnya