Selesai Dikerjakan, Bendungan Sadawarna di Subang Akan Diresmikan

Sabtu, 24 Desember 2022 11:25 WITA

Card image

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan pengecekan di sela kunjungan kerja di Provinsi Jawa Barat,, Sabtu (24/12/2022). (Foto: BKP/mcw)

Males Baca?


SUBANG - Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang dan Sumedang yang diperuntukkan mendukung ketahanan pangan dan pengendalian banjir di Provinsi Jawa Barat, tak lama lagi diresmikan. 

Menjelang peresmian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyempatkan diri untuk melakukan pengecekan di sela kunjungan kerja di Provinsi Jawa Barat. 

Basuki dalam kesempatan itu meminta kepada para kontraktor pelaksana maupun konsultan supervisi, agar memperhatikan kerapihan konstruksi di akhir pekerjaan. 

"Saya ingin mengubah budaya kerja, setelah pekerjaan utama selesai langsung ditinggal prung, jangan begitu. Saya ingin kalau sudah selesai rapikan, bersihkan bekas-bekas semen material konstruksi," tuturnya, Sabtu (24/12/2022).

Ia juga berpesan agar mengoptimalkan aspek estetika dan lingkungan, khususnya pada tebing-tebing sekitar bendungan. Penataan lansekap dibutuhkan tidak hanya di sekitar kantor pengelola dan fasilitas bendungan, tetapi juga area-area bangunan inti bendungan seperti inlet/outlet pengelak. 

"Kerja kita harus detail betul, mana yang harus diaspal, mana yang harus ditanami rumput. Tebing-tebingnya jangan dibiarkan terbuka, semuanya harus ditanami. Kalau yang beton, atasnya ditanami tanaman rambat, jadi cantik," ujarnya.

{bbseparator}

Di sana Menteri Basuki juga meminta dengan selesainya kontruksi bendungan, agar segera dibuat Standar Operasional Prosedur (SOP) Bendungan Sadawarna.

Ini sebagai acuan pengoperasian bendungan sebagai pengendali banjir dengan memanfaatkan data meteorologi, klimatologi dan geofisika dari BMKG. 

"Hal ini sangat penting sebagai acuan kapan harus mengosongkan bendungan ketika ada prediksi hujan lebat. Jangan sampai telat dikosongkan karena akan membuat banjir," ujarnya.

Sementara Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Bastari mengatakan, Bendungan Sadawarna membendung Sungai Cipunagara yang memiliki panjang 137 km mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat. 

Dengan kapasitas tampung 70,86 juta m3, Bendungan Sadawarna didesain untuk mereduksi banjir debit kala ulang Q25 sebesar 54 persen atau 11,7 juta m3 yang dilalui DAS Cipunagara dengan tampungan banjir 20,63 juta m3. 

{bbseparator}

"Bendungan Sadawarna memiliki luas genangan 681 hektare. Manfaat utamanya adalah untuk mensuplai irigasi lahan pertanian seluas 4.284 hektare, yang terbagi di Kabupaten Subang sebesar 2.517 ha dan Kabupaten Indramayu sebesar 1.767 ha, sehingga akan meningkatkan intensitas tanam," terang Bastari. 

Dikatakan, konstruksi Bendungan Sadawarna mulai dikerjakan sejak November 2018 dan berakhir pada Desember 2022 melalui dua paket pekerjaan, yakni Paket I Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Wijaya Karya - PT Daya Mulia Turangga - PT Barata Indonesia dan Paket II oleh  PT. Nindya Karya – PT Adhi Karya (KSO). 

Ia menambahkan, kehadiran Bendungan Sadawarna juga berpotensi memasok air baku sebesar 1,2 m3/detik untuk  Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang serta potensi Sumber Tenaga Listrik sebesar 2 MW. 

"Bendungan ini juga dilengkapi embung kecil sebagai sistem pengelolaan air limpasan dengan mengadopsi konsep natural pond for water treatment," jelasnya.

 

Reporter: Edy

Editor: Ady


Komentar

Berita Lainnya