Cintya Ruliani Dukung Pelestarian Seni Tari Kuda Lumping

Rabu, 21 Juni 2023 22:38 WITA

Card image

Potong Tumpeng HUT ke-2 Tahun Kuda Lumping Taruna Kuda Birawa, Rabu (21/6/2023). (Foto: Edy/MCW)

Males Baca?

 

JAYAPURA - Seni tradisional sudah sepantasnya dilestarikan di tengah perkembangan zaman. Gerusan moderenisasi akan seni tradisional tentu patut diwaspadai bersama. 

Pekerjaan rumah yang tidak mudah tentunya, bagaimana tidak, generasi saat ini lebih memilih bermain gawai daripada melihat pertunjukan, apalagi untuk mengenal seni budaya. 

Jika dipresentasikan bahkan diprediksi, hanya mencapai 20 persen generasi yang mau berkecimpung di dunia seni tari. Kondisi ini berlaku tidak hanya di skup nasional Indonesia, bahkan mungkin didunia saat ini yang telah mengalami pergeseran perilaku.

Berlatar inilah, pegiat seni dituntut kreatif mengemas promosi seni budaya agar menarik dan diminati generasi milenial, tentu peran pemerintah dan pihak-pihak terkait juga sangat penting.

Semisal seni tari kuda lumping khas budaya Jawa. Seni tari ini, mampu bergeliat bangkit dari kevakuman beberapa tahun belakang. Masa pandemi Covid-19 juga menambah lesunya pagelaran budaya ini.

Namun, masa itu kini telah berangsur pulih, seni kuda lumping mampu bangkit dan malahan kini eksis. Tak hanya di tempat asalnya di tanah Jawa, seni tari ini juga mampu bangkit di tanah rantau Bumi Cenderawasih, Papua.

Lalu apa yang membuat seni ini masih begitu diminati masyarakat bukan hanya bagi warga Jawa namun juga warga lain termasuk asli Papua sendiri, ternyata ada hal lain.

Selain inovasi, juga semangat yang sama untuk menghidupkan kembali budaya  dan komitmen bersama membendung budaya kebarat-baratan dilakukan. Terlebih pada budaya yang malah mengandung efek negatif bagi masyarakat.

Lingkungan sangat berpengaruh atas baik buruknya pergaulan, termasuk celah ini digunakan semaksimal mungkin untuk menggaet minat anak-anak dan remaja menyukai seni tari kuda lumping. 

{bbseparator

Penulis menilik beberapa eksistensi seni kuda lumping di beberapa wilayah di Papua, semisal di Kabupaten Keerom dan Kabupaten Jayapura. Seni tari dengan berbagai latar asal daerah di Jawa ini menjadi diminati warga. 

Bahkan upaya regenerasi pemain tari kini menuai keberhasilan. Hal ini dapat dilihat dari para pemain tari disetiap pertunjukan yang juga didominasi anak-anak dan remaja. 

Pun juga penontonnya, pertunjukan yang biasanya dimulai pagi hingga malam itu, ramai ditonton kalangan umur ini. Tentu ini proses yang tak mudah dan harus terus dipupuk hingga mampu lestari dan terus diwarisi.

Paito yang merupakan Ketua seni tari Kuda Lumping Taruna Kuda Birawa Nimbokrang mengaku jika eksistensi seni tari kuda lumping tak lepas dari peran serta seluruh komponen masyarakat. Perhatian dan dukungan penting dilakukan untuk terus membangkitkan kesenian ini.

"Memang peran semua pihak dalam hal ini untuk kelestarian seni Kuda Lumping sangat penting. Karena tanpa dukungan dan komitmen bersama sangat susah untuk menghidupkan budaya ini," katanya, Rabu (21/6/2023).

Komitmen yang dimaksud adalah dukungan pemerintah baik eksekutif maupun pihak yudikatif, dengan program maupun dukungan langsung berupa bantuan pembinaan.

"Semisal kami hari ini memasuki 2 tahun Seni Tradisional Kuda Lumping Taruna Kuda Birawa Nimbokrang. Lalu anggota Dewan Komisi C, Ibu Cintya datang melihat langsung dan memberikan bantuan, ini sangat membantu kami, dukungan langsung pemerintah sangat kami butuhkan untuk kelangsungan seni tradisional ini, terima kasih," ucapnya.

Cintya Ruliani Talantan Anggota DPRD Kabupaten Jayapura Komisi C Fraksi Nasdem kepada media ini saat menghadiri pagelaran Tari Kuda Lumping di Nimbokrang 1 Kabupaten Jayapura, mengaku seni tari tradisional merupakan bagian tak terpisahkan dari promosi wisata pada tugas Komisi C DPRD.

Diakuinya, seni tradisional semisal Tari Kuda Lumping adalah seni tradisional yang harus tetap lestari. Selain menjadi ajang regenarsi, juga sarana hiburan masyarakat.

"Ini kami sangat apresiasi ya, apalagi didaerah begini, seni tari kuda lumping menjadi salah satu hiburan bagi masyarakat, jadi harus tetap dilestarikan," ucap Cintya.

Diakuinya, Tari Tradisional Kuda Lumping selain dapat dinikmati masyarakat sendiri, juga bisa dijadikan ajang promosi wisata, terlebih wilayah Kampung Nimbokrang adalah kampung dengan kunjungan turis mancanegara yang lumayan.

"Jadi ini ajang promosi ya, dan masuk juga pada tugas kami. Tari kuda lumping selain bisa menjadi tontonan warga sendiri, juga menjadi saya tarik wisatawan asing, seperti tadi ada touris yang hadir juga. Sehingga ini harus ditingkatkan," tuturnya.

Pihaknya juga sepakat jika tari tradisional kuda lumping terus dijaga kelestariannya. Regenarsi perlu terus dilakukan, sehingga tari kuda lumping tetap eksis hingga waktu mendatang.

"Jangan sampai redup, harus tetap eksis. Regenarsi perlu dilakukan supaya berkelanjutan," ujarnya.

Pihaknya juga mengapresiasi solidaritas para pegiat seni tari kuda lumping yang ada di Papua, baik dari Kota, Kabupaten Jayapura maupun Kabupaten Keerom dan Sarmi.

"Saya sangat apresiasi dengan solidaritas ini, di mana pegiat seni ini saling dukung satu sama lain. Sehingga harapan saya ini terus dipupuk, saling mengisi, saling meramaikan sehingga seni tari ini terus berkelanjutan untuk anak cucu nanti," pungkasnya.


Reporter: Edy
Editor: Ady


  • TAGS:
  • JAYAPURA

Komentar

Berita Lainnya