Peredaran Narkoba di Bali Cenderung Meningkat

Kamis, 29 Desember 2022 12:50 WITA

Card image

BNN Provinsi Bali saat rilis akhir tahun, Kamis (29/12/2022) (Foto: Agung/mcw)

Males Baca?


DENPASAR - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali, Brigjen Pol. R Nurhadi Yuwono mengatakan, peredaran kasus narkotika di Provinsi Bali pada tahun 2023 bukannya menurun, namun diprediksi cenderung meningkat.

Meski pariwisata Bali sudah membaik lanjutnya, namun hal ini masih dirasa belum menentu. Sehingga kondisi itu akan berpengaruh besar terhadap pendapatan masyarakat.

"Akan ada trend di masyarakat dengan mengambil jalan singkat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, salah satunya menjadi pengedar atau kurir," tuturnya kepada awak media di Denpasar, Kamis (29/12/2022).

Menurutnya, point yang tidak kalah penting dalam penanganan permasalahan narkotika yakni dari sisi pencegahan dan pemberdayaan masyarakat. 

Karena selama masih ada permintaan (demand) atas narkotika di masyarakat, maka peredaran gelap narkotika akan terus ada meskipun kasus narkotika terus diungkap (Supply). 

Brigjen Pol. Nurhadi mengungkapkan, sepanjang tahun 2022 BNN Provinsi Bali dan BNNK jajaran telah berhasil melampaui target yang ditetapkan dengan mengungkap kasus peredaran gelap narkotika sebanyak 50 kasus.

"Dalam pengungkapan itu, sebanyak 59 orang tersangka diamankan. Mereka terlibat dalam jaringan narkotika nasional dan internasional," bebernya.

Ia mengatakan, pelaku yang ditangkap sekitar 63 persen berasal dari luar Bali, di antaranya 10 orang merupakan warga negara asing (WNA). 

Dalam pengungkapan perkara dari Januari sampai dengan Desember 2022 ini, ganja dan sabu masih menjadi jenis narkotika yang paling banyak diedarkan.

"Tahun ini varian narkotika yang diungkap lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya, di mana terdapat kokain dan heroin yang selama ini beredar di kalangan wisatawan asing," pungkasnya.


Reporter: Agung

Editor: Ady


Komentar

Berita Lainnya