Tingkatkan Investasi Hulu Migas, Pertamina dan Petronas Masuk Blok Masela
Rabu, 29 Mei 2024 05:21 WITA

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. (Foto: Humas SKK Migas)
Males Baca?JAKARTA - Industri hulu migas nasional mendapatkan momentum dalam rangka mendukung keberlanjutan penyediaan energi nasional. Penandatanganan perjanjian jual beli antara PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang bekerjasama dengan Petronas yang mengakuisisi 35 persen Participating Interest (PI) milik Shell Upstream Overseas Services Ltd (SUOS) di Blok Masela.
Di mana PHE mengambil alih 20 persen PI dan Petronas 15 persen PI dari Shell. Masuknya Pertamina dan Petronas diharapkan dapat mengakselerasi proyek Blok Masela yang berjalan lambat sejak disetujuinya Revisi Pertama POD Masela di tahun 2019.
Penandatanganan perjanjian jual beli kepemilikan Blok Masela dilakukan, Selasa (25/7/2023) oleh Direktur Utama PHE Wiko Migantoro, Authorized Representative PETRONAS Masela Sdn. Bhd. (PMSB) Datuk Adif Zulkifli, dan Director Finance for Acquisition Divestment and NBD Asia Pacific Shell Kuo Tong Soo.
Penandatanganan disaksikan Menteri ESDM Arifin Tasrif, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
"Saya menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan penandatanganan pengambil alihan PI Blok Masela," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Rabu (26/7/2023).
Mengingat peran strategis dari Blok Masela dalam industri hulu migas nasional yang menjadi salah satu tulang punggung dalam meningkatkan produksi minyak dan gas nasional untuk mendukung keberlanjutan pembangunan dan tumbuhnya industri nasional pengguna gas di tanah air.
Dikatakan, Blok Abadi Masela memiliki cadangan gas yang luar biasa, saat ini adalah yang terbesar di Indonesia. Dari lapangan ini akan diproduksi 9.5 million metric tonnes per annum (MMTPA) LNG, 150 million standard cubic feet per day (MMSCFD) gas pipa.
Baca juga:
Tenaga Pendidikan Berharap Kedatangan Wapres Ma'ruf Amin di Distrik Babo Membawa Perubahan
Dan 35,000 barrel/day kondensat sehingga menjadi tulang punggung bagi peningkatan produksi migas nasional untuk mencapai target 2030 yang telah ditetapkan yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).
Dwi menambahkan bahwa dampak multiplier effect dari proyek abadi Masela juga akan dirasakan oleh Pemerintah dan masyarakat daerah, antara lain PI 10 persen untuk Pemerintah Daerah.
Berita Lainnya

Kasus Korupsi Proyek Aerosport Mimika, Kejati Papua Sita Rp300 Juta

Perjuangan DAMAI Berakhir di MK, Serukan Persatuan untuk Membangun Teluk Bintuni

JMSI Rayakan HUT ke-5 di Banjarmasin, Luncurkan Program Literasi ‘JMSI Goes To School’

Periksa Mantan Dirut Telkom Alex J Sinaga, KPK Dalami Dugaan Proyek Fiktif

KPK Ulik Peran PT Telkom di Kasus Digitalisasi SPBU Pertamina

Paslon DAMAI Optimistis Gugatan PHPU Pilkada Teluk Bintuni Lolos ke Sidang Pembuktian MK

KPK Sita Pajero Hingga XMax dari Rumah Tersangka Korupsi Bank BJB

KPK Selisik Keterlibatan Ridwan Kamil di Kasus Dana Iklan saat Jabat Komisaris BJB

Transaksi Korupsi di Indonesia Sepanjang 2024 Tembus Rp984 Triliun

KPK Geledah Kantor Dinas Perkim Lampung Tengah, Terkait Kasus Apa?

Jaksa Hadirkan Dua Saksi di Sidang Hasto Kristiyanto Hari Ini

Geledah 7 Lokasi di Jatim, KPK Sita Barbuk Suap Dana Hibah

Komentar