Marak Kasus Pengeroyokan Remaja di Bali, Togar Situmorang: Perlu Sinergi Guru dan Orangtua

Minggu, 21 Januari 2024 12:41 WITA

Card image

Pengamat kebijakan publik, Dr. Togar Situmorang. (Foto: Dok.MCW)

Males Baca?

DENPASAR - Maraknya kasus pengeroyokan yang melibatkan remaja di Bali menjadi perhatian publik. Dr. Togar Situmorang selaku pengamat kebijakan publik menilai, hal ini terjadi akibat kesenjangan sosial dan kurangnya kegiatan positif para remaja.

"Ini kan kalau saya melihatnya sebagai penyakit sosial, sudah kaya kanker. Apalagi era digital saat ini, mereka (remaja, red) itu mudah sekali mengakses informasi yang ada," ungkap Dr. Togar Situmorang, Sabtu (20/1/2024).

Menurutnya, kesenjangan sosial membuat remaja merasa tidak memiliki harapan di masa depan. Hal ini dapat memicu mereka untuk melakukan tindakan kriminal, seperti pengeroyokan.

Selain itu, kurangnya kegiatan positif juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap maraknya kasus pengeroyokan. 

Remaja yang tidak memiliki kegiatan positif akan lebih mudah terjerumus ke dalam pergaulan negatif, seperti geng motor.

"Jadi, ini merupakan kewajiban orang tua dan guru dalam membentuk mereka secara maksimal," tegas Dr. Togar Situmorang.

Advokat yang juga kurator ini pun memberikan beberapa saran untuk mencegah terjadinya kasus pengeroyokan di kalangan remaja, di antaranya:

Orang tua harus lebih aktif mengawasi perilaku anak, terutama di media sosial.

Guru di sekolah harus lebih aktif mensosialisasikan bahaya kekerasan dan mengajarkan nilai-nilai moral kepada para siswa.

Pemerintah juga perlu menyediakan lebih banyak kegiatan positif untuk remaja, seperti kegiatan olahraga, seni, dan budaya.

"Pola-pola dalam mendidik mereka itu yang harus dirubah, pendekatan dan pembinaan tentang kehidupan bermasyarakat harus lebih ditekankan. Lebih baik kita mencegah, ketimbang harus kejadian dulu baru bertindak," tutup Dr. Togar Situmorang

Editor: Lan


Komentar

Berita Lainnya