Paksi Bali Berbagi Pengalaman Kampanye Antikorupsi di Pertemuan G20

Kamis, 07 Juli 2022 13:53 WITA

Card image

Penyuluh Antikorupsi (Paksi) Bali berbagi pengalamannya saat melakukan sosialisasi dan kampanye antikorupsi di pertemuan G20 Anti-Corruption Working Group (ACWG)

Males Baca?

 

MCWNEWS.COM, DENPASAR - Guna menyemarakkan pertemuan G20 Anti-Corruption Working Group (ACWG) putaran kedua di Bali, Penyuluh Antikorupsi (Paksi) Bali berbagi pengalamannya saat melakukan 
sosialisasi dan kampanye antikorupsi.

Beragam metode kampanye dan sosialisasi antikorupsi dari Paksi Bali akhirnya menjadi inspirasi pada acara talkshow bertajuk ‘Partisipasi Publik dan Pendidikan Antikorupsi’, Rabu (6/7/2022).

Salah satunya datang dari I Gde Agung. Ia mengaku membuat kampanye antikorupsi dengan mengadopsi 
sebuah lagu ‘Potong Bebek Angsa’ ciptaan Pak Kasur. 

Lagu tersebut dinyanyikan sambil melakukan ‘Senam Integritas’ untuk mengajarkan orang memahami sembilan nilai integritas yang seharusnya tertanam dalam diri masing-masing.

"Penuh semangat Agung mempraktekan dengan liriknya yakni sembilan nilai dasar integritas. Pertama jujur, kedua peduli, tiga mandiri, empat disipilin, lima tanggung jawab enam kerja keras, tujuh sederhana, delapan berani, dan sembilan adalah adil," kata Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK, Dian Novianthi.

Menurutnya, kampanye dan sosialisasi antikorupsi harus disebarkan dengan berbagai pendekatan yang unik dan menarik, seperti adopsi lagu di atas.

Dengan begitu, masyarakat akan cepat meresapi nilai-nilai antikorupsi sehingga efektif mencegah perbuatan korupsi sehari-hari. 

“Hal yang mungkin sederhana tapi sangat cepat meresap dan bisa diingat, seperti kampanye dari lagu. Membuat afirmasi dari diri kita sendiri, membuat pemahaman apa itu korupsi,” ucapnya.

Menurut Dian, beragam ide kreatif dan inisiatif dari para Paksi menjadi modal utama bagi KPK melakukan pencegahan korupsi. 

Hal ini sejalan dengan strategi Trisula Pemberantasan Korupsi KPK yang mengusung tiga strategi sekaligus secara simultan, yaitu penindakan, pencegahan, serta pendidikan antikorupsi.

“Strategi pendidikan antikorupsi dalam salah satu Trisula KPK adalah faktor penting untuk memberantas korupsi. KPK sebagai lembaga negara tentu tidak bisa sendirian, apalagi kedudukan KPK 
hanya satu di Ibukota negara sehingga membutuhkan partisipasi masyarakat,” tuturnya.

Dian mengatakan, dalam program Paksi ini, KPK berperan sebagai instansi pembina dengan melakukan sertifikasi dan penilaian kepada para penyuluh.

Yakni melalui kerja sama dengan Badan 
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk memastikan para Paksi memiliki kompetensi yang mumpuni dalam melakukan kampanye dan sosialisasi antikorupsi kepada masyarakat.

"Ada 40 forum Penyuluh Antikorupsi di Indonesia. Para PAKSI ini telah kami training, assessment, juga sertifikasi sebelum melakukan kampanye antikorupsi kepada masyarakat,” ungkapnya.

Sementara Chair Civil20 (C20) ACWG Dadang Trisasongko mengatakan, cara-cara kampanye kreatif seperti dilakukan Paksi dapat mempercepat replikasi gerakan pemberantasan korupsi di Indonesia. 

“Perubahan yang terpenting adalah dengan kelompok orang yang kritis, yang punya keinginan kuat melakukan perubahan dengan kemampuan untuk mengubah, yaitu dengan cara-cara yang fun dan kreatif seperti dilakukan PAKSI sehingga dapat mempercepat perubahan budaya antikorupsi,” ujarnya. (ag)


Komentar

Berita Lainnya