Gubernur Koster Buka Musprov I SMSI Bali

Jumat, 25 Agustus 2023 15:11 WITA

Card image

Gubernur Bali Wayan Koster (tengah berdiri) usai membuka Musprov I SMSI Bali, Jumat (25/8/2023). (Foto: Ady/MCW)

Males Baca?

DENPASAR –  Gubernur Bali Wayan Koster mendorong media online untuk mengedepankan profesionalisme. Harapan itu disampaikan Gubernur Koster saat membuka Musyawarah Provinsi I Serikat Media Siber Indonesia (Musprov I SMSI) Provinsi Bali, Jumat (25/8/2023).

Musprov yang dilangsungkan di Aula Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfos) Provinsi Bali, Denpasar, juga memilih ketua SMSI Bali periode 2023-2028. Hasilnya, Emanuel Dewata Oja (Edo) aklamasi dipercaya kembali memimpin SMSI Bali lima tahun ke depan.

Gubernur Koster mengapresiasi keberadaan media online di Bali, khususnya pada anggota SMSI Bali yang telah membantu mensosialisasikan program pembangunan sebagai implementasi visi pembangunan Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali sebagai implementasi pembangunan semesta berencana menuju Bali Era Baru.

“Saya sangat menyadari tanpa peran insan media online berbagai pencapaian pembangunan Bali tidak akan berada di titik sekarang ini,” ucap Gubernur Koster.

Sejalan dengan tema yang diangkat pada Musprov SMSI ‘Meningkatkan Profesionalisme Media Online di Tengah Kompetisi Platform Digital’, Gubernur mengajak media online untuk mengambil langkah dari upaya strategis dengan membangun profesionalisme di tengah berbagai isu penting yang mempengaruhi industri media online.

“Dimulai dari etika jurnalisme khususnya yang berkaitan dengan jurnalisme digital, tantangan dan teknologi hingga peran media online dalam proses demokrasi dan pendidikan literasi media,” jelasnya.

Sebagai salah satu asosiasi media yang diakui Dewan Pers, SMSI Bali memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya menyajikan informasi yang akurat, tetapi juga untuk menjaga integritas profesi jurnalistik. Etika dan rasa tanggung jawab harus tetap menjadi pedoman dalam setiap langkah anggota SMSI Bali.

Masyarakat diminta harus tetap waspada dalam kemajuan digital, karena di era digital ini masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital, termasuk platform asing yang tidak beredaksi atau dikendalikan oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

“Media-media ini cenderung mementingkan sisi komersial dan mengorbankan kualitas isi berita. Kita juga masih mendapat ancaman berita bohong atau hoax, yang bukan saja mengancam progres pembangunan namun berpotensi menimbulkan disintegerasi bangsa,” sorot Gubernur Koster.


Halaman :

Komentar

Berita Lainnya