PFM Minta Pemekaran DOB Ditiadakan dan Fokus ke Peningkatan SDM OAP

Kamis, 16 Juni 2022 15:15 WITA

Card image

Ketua Dewan Adat Papua Wilayah III Doberay Papua Barat, Mananwir Paul Finsen Mayor

Males Baca?

 

MCWNEWS.COM, MANOKWARI - Ketua Dewan Adat Papua Wilayah III Doberay Papua Barat, Mananwir Paul Finsen Mayor menyatakan pemekaran daerah otonom baru (DOB) akan berjalan baik apabila sumber daya manusia (SDM) orang Papua sudah memadai dan mencukupi kebutuhan untuk membangun suatu daerah. 

"Fakta yang terjadi hari ini, pemekaran DOB dilakukan dan akhirnya orang dari luar Papua yang lebih menikmati hasil dari pemekaran daerah otonom baru karena mereka secara skill/ keterampilan dan kemampuan serta pengetahuan yang luas dan lebih memadai dari pada orang asli Papua," ucapnya, Kamis (16/6/2022).

Sehingga menurutnya, untuk sekarang DOB ditiadakan karena SDM orang asli Papua masih sangat minim, hal ini terlihat dari pemekaran Provinsi Papua Barat. 

"Di Provinsi Papua barat ini ada 12 kabupaten dan 1 kota, dan kalau jujur kita lihat orang asli Papua sangat tersisih. Karena sesungguhnya Sumber daya manusia orang Asli Papua belum memadai. Dan bila memaksakan pemekaran DOB, maka akan banyak orang asli Papua yang tersisih dan tersingkir serta terisolir ke pedalaman karena mereka tidak mampu menghadapi tantangan arus perubahan," ungkapnya. 

"Sehingga kedepannya hanya akan ada air mata dan penyesalan, bahkan sampai anak cucu kita kelak akan terlahir sebagai anak yang kehilangan kesempatan kerja dan kehilangan hak-hak adatnya seperti tanah adatnya hilang dan habis terjual maupun terpakai demi dan atas nama pembangunan daerah otonomi baru," tuturnya.

Sebagai penerima penghargaan Media Prestasi Rekor Indonesia selaku Tokoh Intelektual Muda Papua Barat yang kharismatik dan patriotik dan selalu memperjuangkan hak masyarakat Papua Barat, dirinya menyampaikan hal ini sudah terjadi di beberapa tempat.

Ada marga atau keret yang punah, ada bahasa daerah atau bahasa ibu yang hilang bahkan sudah ada suku asli Papua yang sangat minoritas.

"Pemekaran DOB dilakukan apabila SDM orang asli Papua memadai dan mencukupi, tapi fakta tidak demikian. Jangan karena kepentingan politik sesaat lalu mengorbankan masyarakat adat Papua kedepannya," tegasnya.

Atas nama intelektual muda Papua, dirinya mengingatkan kepada semua tokoh adat, pemuda, masyarakat, gereja dan perempuan bahwa sesungguhnya penyesalan itu akan datang dari belakang.

"Dan kita sudah lihat dengan mata kepala kita sendiri, dampak dari pemekaran daerah otonom baru jangan meninggalkan air mata bagi anak cucu kita," ujarnya.

Menurutnya, bila pemekaran DOB dilakukan maka masyarakat adat akan menyerahkan tanah-tanah adatnya, laut adatnya dan hutan adatnya.

Sehingga masyarakat adat hanya akan hidup dengan hukum adatnya, dan orang baru datang akan berdatangan dari luar Papua dan akan menguasai seluruh aspek-aspek pekerjaan karena secara SDM mereka lebih siap dan lebih terampil, kemudian akan menguasai.

Selaku Penerima penghargaan Anugerah Tokoh Motivator dan Inspirasi Negeri 2022, sebagai tokoh motivator dan pejuang hak-hak masyarakat adat di Indonesia, ia menerangkan bahwa apa yang ia sampaikan adalah fakta kehidupan orang Papua saat ini.

Dengan berlangsungnya "Otsus Jilid Dua", sesungguhnya masyarakat adat Papua akan hidup dalam perjuangannya untuk mendapatkan pekerjaan dan menjaga hak-hak dasarnya. 

"Hari ini mayoritas penduduk yang baru datang sungguh banyak dan OAP sudah sungguh minoritas/ sangat sedikit. Apabila ada pemekaran DOB maka itu pintu masuk pendatang berdatangan, OAP akan kehilangan banyak hak dan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Maka sebaiknya disikapi dengan bijak sehingga jangan meninggalkan air mata bagi generasi penerus orang asli Papua kedepannya," pungkasnya. (Les)


Komentar

Berita Lainnya