Bupati Petrus: Banyak Persoalan Muncul di Bintuni yang Merupakan Penghasil Migas

Selasa, 24 Mei 2022 19:31 WITA

Card image

Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw

Males Baca?

 

MCWNEWS.COM, BINTUNI - Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw mengungkapkan beberapa persoalan di wilayah Teluk Bintuni yang merupakan daerah penghasil migas di wilayah Papua Maluku.

Hal itu dikatakan Bupati saat Pemkab Bintuni menggelar rapat bersama SKK MIGAS - BP Indonesia di Perkantoran Bupati Teluk Bintuni, SP 3 Kampung Bumi Saniari, Distrik Manimeri, Selasa (24/5/2022).

Turut hadir dalam rapat di antaranya Plt Sekda Teluk Bintuni, Asisten II, pimpinan OPD teknis, Kabag perekonomian, Kabag Pembangunan dan Kepala Departemen Humas SKK Migas Pamalu Galih Agus Setiawan.

"Biasa orang bilang daerah migas itu daerah yang mendapat kutukan kemiskinan, sejumlah persoalan besar akan muncul di daerah migas dan apa yang terjadi di Bintuni salah satu contoh daerah migas yang ada di Indonesia. Justru itu yang kita hadapi, sejumlah reaksi dari pemilik wilayat," ujarnya.

Bupati mengatakan, ada beberapa pernyataan masyarakat yang disampaikan melalui media, kenapa di Kabupaten Teluk Bintuni yang kaya tapi orangnya miskin, APBDnya besar tetapi orangnya miskin. Ia lantas memberi contoh beberapa persoalan. 

"Masalah kemiskinan itu adalah tanggung jawab kita semua, bukan tanggung jawab pemerintah saja. Ada beberapa pihak yang turut serta berperan terhadap pembangunan lebih khusus pembangunan di sekitar wilayah migas. Kesempatan ini baik sekali kita saling tukar pikiran, karena kita sudah ada dalam situasi itu," ujarnya.

Baca juga:
200 Siswa-siswi Diterima di P2TIM Teluk Bintuni Angkatan 10

Menurutnya, situasi yang belum berkembang dengan baik apalagi diperparah dengan pandemi Covid-19, membuat semakin terpuruk. Namun dalam kondisi yang sulit itu lanjutnya, dibutuhkan kebersamaan dan tidak bisa masing-masing berjalan sendiri.

"Juga dalam kebersamaan kita beberapa waktu lalu SKK Migas, teman-teman K3S, Pemda Teluk Bintuni telah menghasilkan sejumlah gagasan-gagasan besar, contoh perdasus DBH Migas itu gagasan kita yang dipakai oleh provinsi dan ditetapkan menjadi perdasus, ini semua sumbangan pikiran kita," terangnya.

"Dan itu luar biasa yang sudah kita berikan. Kebersamaan kita menggagas kedepan berkaitan dengan gas, gas ini kan butuh juga dukungan dari teman-teman, kita harus sama-sama kejar benar-benar investasi migas di Bintuni itu memberikan dampak positif secara berkesinambungan bagi pemerintah, baik pemda Teluk bintuni masyarakat adat juga, provinsi dan sampai ke atas. Sumbangan kita bagi negara ini cukup besar, sumbangan kita dari sektor gas alam terbesar kedua di Indonesia," lanjutnya.

{bbseparator}

Ditambahkan, sekitar Rp1,3 triliun telah disumbangkan pajak kepada negara dari Papua Barat. Dari jumlah tersebut, Teluk Bintuni menyumbang Rp435 milliar bagi pusat.

"Dari Rp1,3 triliun tadi kita menyumbangkan Rp435 milliar dari 13 kabupaten/kota, kita sumbangkan uang sebanyak itu," bebernya.

Bupati mengaku diundang oleh Pajak Pratama Manokwari dan diberikan apresiasi. Ia sendiri mengaku kaget karena ada beberapa fasilitas penting negara yang ada di kawasan Teluk Bintuni dinilai dapat memberikan potensi pajak bagi negara.

Di sisi lain terang Bupati, pihaknya juga telah bekerja sama bagaimana memberikan konsep mendorong agar penyelesaian hakim masyarakat adat bisa terselesaikan, karena kalau tidak diupayakan akan menjadi batu sandungan bagi semua. 

"Masyarakat menuntut lalu negara tidak memberikan jawaban, perusahaan tidak memberikan jawaban akan muncul berbagai macam aksi masyarakat yang akan berdampak negatif bagi kita semua terutama akan mempengaruhi aktivitas di wilayah eksplorasi atau di wilayah industri migas kita. Dan masih banyak lagi, ada persoalan tenang kerja, sering masyarakat datang palang kantor demo ke Bupati, demo ke DPR ini isu-isu yang perlu kita pikirkan bersama supaya eskalasi konflik yang muncul dari waktu ke waktu semakin kita minimalisir," terangnya. (hs)


Komentar

Berita Lainnya