Dua Srikandi FP Dikukukan Sebagai Guru Besar Tetap Unud

Sabtu, 11 Maret 2023 21:21 WITA

Card image

Gusti Agung Oka Suryawardani (bawah) dan Made Sri Sumarniasi (atas) dikukuhkan sebagai guru besar tetap Unud, Sabtu (11/3/2023). (Foto: Dok.Unud)

Males Baca?

 

BADUNG - Dua srikandi Fakultas Pertanian Universitas Udayana (FP Unud) dikukuhkan sebagai guru besar tetap. Pengukuhan dilakukan saat rapat senat Unud di Gedung Widyasabha, Kampus Unud Bukit Jimbaran.

Dimana Dosen Prodi Agribisnis Prof. Ir. I Gusti Agung Oka Suryawardani, M.Mgt., Ph.D diumumkan sebagai guru besar tetap dalam Ilmu Manajemen Agribisnis, dan Dosen Prodi Agroekoteknologi Prof. Dr. Ir. Made Sri Sumarniasi, M.S. sebagai guru besar bidang Ilmu Tanah.

Prof. Oka Suryawardani dalam orasi ilmiah “Kebocoran Pariwisata Bali dari Sektor Akomodasi Strategi Prioritas dan Implikasinya” menyoroti kelemahan managemen akomodasi pariwisata Bali yang mengakibatkan sebagian keuntungan dari bisnis pariwisata  lari keluar negeri. 

“Perekonomian Bali ditopang tiga sektor utama yakni pertanian, industri, dan pariwisata Ketiga sektor ini saling terkait yang membangkitkan perekonomian Bali,” kata mantan Kooprodi S2 Pariwisata, Sabtu (11/3/2023).

Dirinya menegaskan industri merupakan sektor sekunder yang memproses hasil-hasil pertanian sebagai kebutuhan sektor pariwisata.

Misalnya industri kerajinan dan pengolahan hasil pertanian (seperti wine, dan olahan produk pertanian dalam kaleng) yang dikelola sebagai agribisnis yang profesional.

Salah satu penyebabnya kebocoran pariwisata, tutur Prof. Oka Suryawardani, ketika sektor pertanian tidak mampu memenuhi kebutuhan sektor pariwisata sesuai dengan kebutuhan wisatawan.

"Kondisi ini menyebabkan sektor pariwisata akan mengimpor produk pertanian dan hasil olahannya dari luar negeri. Di samping itu juga menggunakan jasa luar negeri dalam mendukung operasionalnya, kondisi ini akan menciptakan kebocoran pariwisata (tourism leakage),” terangnya.

Peneliti Pusat Unggulan Pariwisata Unud itu menjelaskan kebocoran tertinggi ada pada pengelolaan hotel bintang 4 & 5 chain hotels (55,3 persen), disusul kebocoran tertinggi kedua pada hotel bintang 4&5 non-chain hotels (15,7 persen).


Halaman :

Komentar

Berita Lainnya