Gempa NTT Tolak Penyelenggaraan KTT ASEAN di Labuan Bajo
Senin, 27 Mei 2024 11:27 WITA
(Foto: Dok.Gempa)
Males Baca?
JAKARTA - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang akan berlangsung di wilayah Labuan Bajo mendapat penolakan dari Gerakan Mahasiswa dan Petani (Gempa) NTT.
Dikarenakan, putra-putri NTT lebih membutuhkan anggaran untuk revolusi pendidikan. Bukan hanya sekadar mengakomodasi antusiasme masyarakat sifatnya hanya sesaat.
"KTT Asean di Labuan Bajo otomatis menggerus banyak annggaran APBN untuk bangun jalan sana sini dan infrastruktuk penunjang lain," ujar Koordinator Gempa NTT Yohanes DN, Selasa (2/5/2023).
Semestinya kata Yohanes, KTT ASEAN digelar di wilayah yang telah maju seperti di wilayah Jawa ataupun Jakarta. Hal itu agar tidak menguras banyak anngaran APBN.
Jadi anggaran tersebut bisa dialokasikan untuk membiayai anak putus sekolah di NTT seperti memperbaiki sekolah-sekolah rusak dan perbaiki sekolah-sekolah yang sangat banyak jumlahnya di NTT.
"Pada prinsipnya kami dukung soal KTT ASEAN, tapi tempatnya bukan di daerah Labuan Bajo, melainkan di daerah lain yang sudah siap biar anggaran pembangunan penunjang fasilitas untuk kegiatan itu bisa digunakan untuk hal yang lebih krusial di daerah lain di NTT," timbal Yohanes.
Menurutnya, bila pemerintah tampak ingin adil memperhatikan NTT harusnya tuan rumahnya bukan di Labuan Bajo, melainkan daerah-daerah NTT lain yang belum familiar di telinga publik namun memiliki spot yang juga tak kalah menariknya dengan Labuan Bajo.
Bahkan dengan demikian, daerah tersebut bisa lebih maju karena sarana prasarananya ikut di bangun sebagai penunjang.
"NTT bukan Labuan Bajo saja, masih banyak wilayah lain. Kalau mau adil KTT ASEAN dilaksanakan di pulau lain seperti Pulau Rote, Alor, Sumba, Timor dan lain-lain. Sehingga APBN untuk bangun fasilitas penunjang seperti infrastruktur jalan dll di wilayah-wilayah itu juga bisa di bangun," tuturnya.
{bbseparator}
Yohanes menambahkan, putra-putri NTT butuh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kuliah gratis bagi mahasiswa dan jaminan lapangan kerja untuk sarjana.
"Kalau KTT ASEAN di Labuan Bajo hanya menguntungkan kalangan elit, seperti pemilik resort dan pengusah di sana. Sementara orang miskin tetap miskin tak ada perubahan. GEMPA NTT sedang konsolidasi gelar aksi tolak KTT ASEAN di Labuan Bajo, Tugu Jogja dan sejumlah wilayah lainnya di NTT," ujar Yohanes.
Ia lantas membeberkan 5 Alasan Gempa NTT Tolak KTT ASEAN di Labuan Bajo, pertama masih banyak warga NTT yang susah. Sebaiknya uang APBN buat urusan KTT ASEAN alokasikan kepada petani. Lalu berikan kursus pelatihan bagi generasi muda NTT, sehingga ada skill memasuki dunia kerja, sekaligus kurangi angka penganguran.
Kedua penyelenggaraan KTT Asean di Labuan Bajo otomatis menggunakan APBN untuk membangun infrastruktur sebagai fasilitas penunjang seperti jalan dll. Mendingan uangnyan dialihkan buat biaya kuliah gratis bagi anak-anak NTT tak mampu.
Sehingga ke depan masa depan mereka semakin membaik. Kemudian KTT Asean dilaksanakan di wilayah Jawa, Jakarta dll yang tidak perlu butuh anggaran untuk pembangunan infrastruktur.
Ketiga NTT bukan Labuan Bajo saja, masih banyak wilayah lain. Kalau mau adil KTT ASEAN dilaksanakan di pulau lain seperti Pulau Rote, Alor, Sumba, Timor dll. Sehingga APBN untuk bangun fasilitas penunjang seperti infrastruktur jalan dll di wilayah-wilayah itu juga bisa di bangun.
Keempat KTT ASEAN di Labuan Bajo hanya menguntungkan kalangan elit, seperti pemilik resort dan pengusah di sana. Tidak berdampak efektif terhadap rakyat miskin. Orang miskin semakin miskin, orang elit semakin banyak duitnya
"Kelima Labuan Bajo terkesan menjadi anak emas. Harusnya pemerintah turut perhatikan wilayah lain di NTT," pungkasnya.
Editor: Ady
Komentar