Harga Beras Naik, Kresna Budi Sebut Faktor Cuaca dan Musim Panen Mundur

Senin, 18 Maret 2024 19:10 WITA

Card image

Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bali, I Gede Komang Kresna Budi (Foto: Dewa).

Males Baca?

DENPASAR - Harga beras mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Ketua Komisi II DPRD Bali, I Gede Komang Kresna Budi, menyebut kenaikan ini disebabkan oleh musim panen yang mundur dan cuaca yang tidak menentu.

"Musim hujan kan mundur ini, jadi musim tanamnya mundur. Otomatis penanamannya mundur dan panennya juga sama (mundur), sehingga beras di pasaran harganya naik," ujar Kresna Budi kepada MCWNEWS, Senin (18/3/2024).

Kresna Budi menambahkan, cuaca yang tidak menentu akibat fenomena El Nino juga turut memperparah situasi. Cuaca yang tidak ideal untuk tanaman padi ini menyebabkan hasil panen menurun, sehingga pasokan beras di pasaran berkurang dan harga pun naik.

"Cuaca juga mempengaruhi dalam proses pertanian terlebih lagi El Nino yang terjadi sehingga kenaikan harga beras terjadi di Bali dan Indonesia secara umum," kata Kresna Budi.

Menanggapi situasi ini, Kresna Budi mengatakan bahwa pihaknya sedang mengusahakan pemberian bantuan kepada petani. Bantuan ini diharapkan dapat membantu petani meningkatkan hasil panen dan menekan harga beras di pasaran.

"Ke depan kita harus memberikan insentif lebih banyak kepada para petani seperti alat-alat untuk melakukan aktivitas pertanian sehingga kedepannya lebih memudahkan para petani," tuturnya.

Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP, I Nyoman Parta, memiliki pandangan berbeda terkait penyebab kenaikan harga beras. Menurutnya, pemerintah tidak seharusnya selalu menyalahkan cuaca ketika harga beras naik.

"Sesungguhnya kondisi seperti ini sudah bisa diprediksi karena Indonesia berada di belahan bumi tropis sehingga jangan sedikit-sedikit pejabat menyalahkan cuaca," ujar Nyoman Parta.

Nyoman Parta menilai, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah kongkret untuk mengatasi masalah kenaikan harga beras. Salah satunya adalah dengan meningkatkan produksi beras nasional melalui program-program yang pro-petani.

"Menyalahkan alam merupakan perbuatan yang paling mudah, anak yang belum tamat SD saja bisa jika berkata seperti itu kalau sudah gagal panen salahkan alam," sorot Parta.

Reporter: Dewa


Komentar

Berita Lainnya