82 Persen Paket Kementerian PUPR Tahun 2022 Dikerjakan Kontraktor Lokal

Rabu, 12 April 2023 10:06 WITA

Card image

Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Yudha Mediawan, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Selasa (11/4/2023). (Foto: Dok.Wibisono)

Males Baca?


JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meningkatkan keterlibatan penyedia jasa/kontraktor lokal dan mendorong pembelian Produk Dalam Negeri (PDN) dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Karena hal ini sangat straregis dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Demikian dikatakan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Yudha Mediawan.

Ia menerangkan, berdasarkan data seleksi/tender 2022 yang telah dilaksanakan sebelumnya, terdapat total 872 paket atau sekitar 82 persen dari total 1.062 paket pekerjaan konstruksi yang pengerjaannya dilaksanakan sepenuhnya oleh penyedia jasa lokal. 

"Sedangkan hanya 180 paket atau sekitar 18 persen yang pengerjaannya dilaksanakan oleh penyedia jasa dari luar provinsi setempat," terangnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Selasa (11/4/2023). 

Dikatakan, sesuai dengan Peraturan Kepala LKPP No 12 Tahun 2021 bahwa pelaku usaha jasa konstruksi kualifikasi kecil pada provinsi setempat, dapat berpartisipasi dalam bentuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

Yaitu dengan mekanisme sub kontrak untuk pekerjaan pada segmentasi besar, mekanisme sub kontrak dan KSO untuk segmentasi menengah, serta dapat langsung mengikuti tender untuk segmentasi kecil. 

Lebih jauh dijelaskan, untuk pemberdayaan pengusaha lokal di daerah dilakukan dengan Pelatihan ahli PJTBU (Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha) dan PJSKBU (Penanggung Jawab Subklasifikasi Badan Usaha).

Pelatihan SMKK (Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi), dan Pemberdayaan OPD (Organisasi
Perangkat Daerah) yang membidangi
Jasa Konstruksi.

Sedangkan untuk mendukung peningkatan pemanfaatan Produk Dalam Negeri (PDN), Yudha mengatakan saat ini tercatat sudah sebanyak 3,4 juta PDN masuk e-katalog, dari sebelumnya hanya
50 ribu produk. 


Halaman :

Komentar

Berita Lainnya