Korban Investasi Bodong PT DOK Minta Tak Ada Opini Liar untuk Selamatkan Founder
Rabu, 29 Mei 2024 02:48 WITA

Terdakwa dalam kasus investasi bodong PT DOK saat mengikuti persidangan di PN Denpasar, Kamis (28/3/2024). (Foto: Dewa/MCW).
Males Baca?DENPASAR - Korban investasi bodong PT Dana Oil Konsorsium (DOK) meminta agar tidak ada penggiringan opini liar di publik untuk menyelamatkan kelima founder perusahaan tersebut.
Salah satu korban, I Ketut Sudiarta Antara, mengatakan bahwa dirinya melihat banyak sekali opini yang menyebut bahwa kelima founder tersebut seolah tidak bersalah.
"Harapan kami jangan sampai ada opini liar di publik yang menyebut kelima orang tersebut tidak terlibat," kata Sudiarta, Kamis (28/3/2024).
Ia menjelaskan, dirinya memiliki bukti Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) sebagai bukti penyetoran uang.
"Masak pegawai bisa mengeluarkan itu (SPK,red)," sambung Sudiarta.
Sudiarta juga mempertanyakan logika jika korban bisa terseret menjadi tersangka.
"Bagaimana ceritanya aset kami habis untuk dinvestasikan disini bahkan meminjam uang, jika hal itu terjadi seharusnya keluarga kelima founder itu yang diseret terlebih dulu, mengingat mereka masuk sebagai pegawai PT DOK," pungkasnya.
Sementara itu, Kuasa Hukum Korban PT DOK, Drs I Gede Alit Widana SH MSi menyebut kelima terdakwa harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
Baca juga:
Polda Bali Sidak SPBU di Denpasar
"Kelima founder tersebut masuk sebagai pengurus di PT DOK sebagai General Manager, manager kontrol dan manager edukasi, selain sebagai pengurus, kelimanya juga sebagai pemegang saham," ujar Alit Widana.
Menurutnya, dalam sebuah pidana cooperation crime maka subjek hukumnya dapat dikenakan dengan aturan Jaksa Agung Nomor 28 Tahun 2014.
Berita Lainnya

Kasus Korupsi Proyek Aerosport Mimika, Kejati Papua Sita Rp300 Juta

Pemprov Bali Kucurkan Rp400 Miliar untuk Perbaikan Jalan

Wawali Arya Wibawa: Moderasi Beragama Kunci Harmoni di Kota Denpasar

Akwan Minta Publik Hentikan Spekulasi Terkait Hilangnya Iptu Tomi Marbun

Eks Juru Taktik Klub Kasta Teratas Liga Belanda Resmi Tangani Bali United

KPK Sita Uang Rp10 Miliar terkait Korupsi Pengadaan Mesin EDC di BRI

KPK Cegah Eks Sekjen MPR Maruf Cahyono Pergi ke Luar Negeri

KPK Sita Uang Rp5,3 Miliar dan Deposito Rp28 Miliar terkait Pengadaan EDC di BRI

Jaksa KPK Tuntut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Dihukum 7 Tahun Penjara

KPK Sita Dua Rumah di Surabaya terkait Kasus Suap Dana Hibah

Komentar