Sempat Rasakan Kesulitan, Tiga Mantan Kepala Puskesmas Babo Kini Duduki Jabatan Keren

Sabtu, 12 November 2022 08:57 WITA

Card image

Tiga Mantan Kepala Puskesmas Babo, (Foto: Haiser/mcw)

Males Baca?


MANOKWARI - Tiga mantan Kepala Puskesmas Babo menduduki jabatan penting di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat. 

Hal itu diungkapkan dr Alwan Rimosan, mantan Kepala Puskesmas Babo pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2003 di salah satu group WhatsApp, Sabtu (12/11/2022).

Alwan Rimosan sekarang menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Manokwari.

Kemudian dr Bandaso yang bertugas di Puskesmas Babo pada tahun 1994 hingga tahun 1996 yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pemkab Manokwari.

Sedangkan dr Arnold Tiniap mantan Kepala Puskesmas Babo pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2004 kini menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Papua Barat.

Kepada wartawan media ini dr Alwan Rimosan menceritakan kenangan atas keberhasilan Pemerintah RI memberantas malaria di tahun 1960, 1962 sampai di tahun 1964.

"Pada saat itu dilakukan penyemprotan dan lain-lain sehingga akhirnya angka malaria turun. Maka sejak 11 November 1964 pemerintah menetapkan sebagai Hari Kesehatan Nasional," tuturnya, Sabtu (12/11/2022).

Kala itu lanjutnya, Puskesmas Babo masih menjadi bagian Dinas Kesehatan Manokwari.

{bbseparator}

Dengan beragam kesulitan, Kecamatan Babo yang memiliki kurang lebih 10 desa mulai dari Tanah Merah dan Saengga (arah Barat), Yakate, Idoor (arah timur), Furwata dan Mamurano (arah atas), pihaknya melakukan pemberantasan penyakit malaria.

"Kita lakukan dengan berbagai macam pola untuk memberantas penyakit malaria seperti penyemprotan, penyuluhan kesehatan, bagi kelambu dan lain-lain. Untuk mengantisipasi kekurangan obat kita juga melakukan penanaman obat keluarga," bebernya. 

Selain tanaman obat keluarga (tanaman toga) yang rasanya pahit, ia juga menyarankan warga agar menanam jahe serta lengkuas yang dibudidayakan.

Dirinya menuturkan, ketika muncul gejala malaria seperti menggigil, tanaman tersebut sangat membantu karena pada waktu itu pengiriman obat dari Manokwari sangat sulit.

"Karena pengirimannya lewat udara (pesawat) satu minggu sekali atau dua kali, kalau batal kita tinggal menunggu dan kita berharap juga bantuan dari puskesmas lain sehingga kita saling bantu," ujarnya. 

Alwan mengatakan bahwa ketiga mantan Kepala Puskesmas Babo mengalami kesulitan yang sama. Namun pada tahun 2003 ketika LNG Tangguh mulai beraktivitas, mereka yang kemudian membantu mulai pindah lokasi dan lain-lain. 

"Saya juga memberikan semangat untuk teman-teman dokter yang muda-muda ini, jangan berpikir uang dulu. Memang betul kita sekolah mengeluarkan biaya yang lumayan besar tapi bagaimanpun juga tetap pengabdian yang harus diutamakan. Padamu negeri kami berbakti, padamu negeri kami mengabdi. Pasti akan ada upah besar yang akan Tuhan berikan entah di dunia atau di akhirat," tegasnya.

(Haiser Situmorang)


Komentar

Berita Lainnya